Kamis, 05 Mei 2011

Seputih Salju, Setinggi Bintang (PART 3)

Diposting oleh nonomiya mizumi di 15.13
yap..lanjut lagi yukk ceritanya.. semoga nggak mengecewakan yah.. :)

Happy reading girls !

Entah mengapa, Nathan merasa ada yang berbeda dari senyuman icha itu. Ia merasa hangat,nyaman,dan ia betul-betul bisa merasakan rasa tulus yang icha sampaikan melalui senyumnya. Ada apa sebenarnya? sudah lama nathan tidak merasakan kehangatan dan nyaman seperti yang terpancar dari diri Alyssa.


####
Pagi-pagi buta, the orion's udah nangkring aja di DPR sekolah tempat biasa mereka mangkal, mereka sedang asyik membicarakan Alyssa dan peristiwa tempo hari di panti. Seperti biasa,di sekitar mereka cewek-cewek sibuk mencari perhatian the orion's, ada yang sok sok'an senyum manis, ada yg melambaikan tangan dan saat berjalan tepat di depan the orion's mengedipkan matanya, bahkan ada yg cara jalannya sok-sok'an di mirip-miripin sama miss universe. Ih, nih cewek cacingan apa ya? pikir vano. bagaimana tidak? Tingkah mereka yg berlebihan itu malah bikin the orion's risih, gaya mereka bukannya anggun tapi malah seperti cacing kepanasan. Vano,putra,dan steve saling berbisik dan menertawakan tingkah laku cewek-cewek tadi. Ketika sedang tertawa, bola mata putra terfokus pada salah satu sahabatnya yang entah mengapa pagi ini tiba-tiba berubah jadi diam. Vano,Putra,Steve,dan Nathan pun saling pandang.

"woy ! lo kenapa tan?" ujar putra sambil menepuk bahu nathan, yang otomatis membuatnya terkejut.

Nathan hanya mengernyitkan dahinya, ia masih belum sepenuhnya sadar dari lamunannya. Ia masih memikirkan sesuatu, ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Entah apapun itu, yang jelas hal itu cukup hebat sampai membuatnya termenung seperti itu.

"lah..bocah bocah, gue tanya kok diem aja?" lanjut putra.

"gpp gue" jawabnya singkat.

"sob, lo kalo ada masalah cerita lah sama kita. siapa tau kita bisa bantu." jelas vano sambil merangkul sohib terdekatnya itu.

"hahaha..iya, gampang itu. gue pasti cerita kok."

*apa yang harus gue ceritain ke kalian, gue aja gak tau sebenernya hal apa yg bikin gue jadi bengong gini.*lanjutnya dalam hati.
Nathan benar-benar bingung, ia tidak tau apa yang terjadi pada dirinya, ia sama sekali tidak mempunyai petunjuk mengenai permasalahan yg sedang terjadi pada dirinya. satu-satunya yang terlintas di pikirannya saat ini hanyalah Alyssa. Itu pun belum jelas baginya, kenapa alyssa ada di pikirannya? tidak akan mungkin jika ia memiliki perasaan padanya, terlalu cepat. Lagipula ia belum mengenal lebih dalam sosok Alyssa, dan nathan bukan tipe orang yang gampang jatuh hati pada orang yang belum dikenalnya dalam-dalam.

"jadi gimana nih..masalah taruhan kita?" ujar steve.

"gimana apanya?" jawab putra.

"yaa..udah sejauh mana kalian usahanya buat dapetin hatinya icha?"

"Gue sih udah melakukan pergerakan secara rahasia sob ! haha.." ujar putra.

"Hah? maksud lo?" tanya vano, dahinya mengernyit.

"Ada deh..hahaha."

"Ah..payah lo ! pelit amat !" jawab Steve.

"Kalo gua kasih tau, namanya bukan pergerakan rahasia..bego !"

Mereka tertawa lepas bersama, begitupun dengan nathan. Sejenak ia ingin melepas pikirannya tentang icha dan kembali tertawa bersama ketiga temannya seperti biasa.
Baru saja Nathan melepaskan pikirannya dari icha, bayangan icha kembali menghantui pikirannya setelah putra menunjuk sosok perempuan yang sedang berjalan ke arah mereka, sosok itu adalah icha. Hari ini, icha membiarkan rambutnya yang panjang dan berwarna hitam itu terurai. Poninya, di buat menyamping ke kanan, dan ia mengenakan bandana yang di hias oleh pita kecil berwarna putih. Ia menggunakan jam tangan berwarna biru yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya. Simple memang, tapi itu cukup membuat icha terlihat manis, ditambah lagi oleh wajahnya yang bisa dibilang "babyface". Icha menghampiri The Orion's yang tengah memandanginya dari jauh.

"Kalian itu apa-apaan sih? ngeliatin gue sampe segitunya, risih tau !" ujar icha sesampainya di depan mereka.

"Eh, cewek stress..siapa sih yg ngeliatin lo? pede bgt jadi cewek." tukas vano, yang seketika berdiri dan menghadapi icha.

"Apa lo bilang? stress? enak aja, lo tuh yang lebih stress! dasar cowok sinting !" Balas Icha yang semakin kesal.

"Sinting? Udah bosen hidup lo ya? Gue beri juga lo ah lama-lama" Seketika Vano mengepalkan jari-jari tangan kanannya, mungkin terlihat ingin memukul icha tapi ia malah mengacak-acak rambut icha.

"Ih..apa-apaan sih lo ! seenaknya aja ngacak-ngacak rambut orang!zzz" icha semakin kesal, dan ditatapnya mata vano dengan penuh amarah.

"udah-udah..pagi-pagi kok udah berantem sih?" ujar steve sambil melerai mereka, dan dengan sengaja menarik tangan icha dan menggenggamnya.

"kamu gpp kan cha? uuh..kasian, rambutnya jadi berantakan gini.." lanjutnya sambil mengelus rambut icha.

"haah?i..iya.. gpp..kok"
*kesurupan setan apaan sih nih si steve, tumben amat baik sm gue..aneh* pikirnya.

"umm..gue ke kelas dulu yah." lanjutnya, sambil melangkahkan kakinya meninggalkan the orion's.

"yaaah, cha..mau kemana?ah elo sih stef, kabur kan dia..niatnya mau pdkt gua..ah kampret !" ujar putra kesal.

"hahaha...bodo amat, derita lo itu mah."

"ah rese lo ! woy tan, diem aja lo..kenapa lagi sih?" tanya putra yang melirik sahabatnya itu.

"lo harus cerita ke gue sob, oke?" kata vano sambil merangkul erat sahabatnya lalu menepuk bahu kanannya.

sementara nathan hanya bisa diam dan merasa bingung akan dirinya yang semakin hari semakin merasa aneh setiap kali melihat icha.

"hehe, yang penting gue udah siapin sesuatu buat icha di kelas." ujar putra tiba-tiba, yang membuat vano,nathan dan steve menatapnya penasaran.

"hah? maksud lo?"

"hahaha..ada deh.." jawabnya, putra tersenyum dan membuat ketiga temannya itu saling pandang dan bertanya-tanya.apa maksud perkataannya?

####

Sesampainya di kelas, semua mata tertuju pada icha. Icha pun bingung, ada apa sebenarnya? icha terus berjalan sampai ke bangkunya, namun pandangan mereka tak lepas darinya. Icha terus-terusan memandangi sekitarnya, hatinya bertanya-tanya, apa yg telah ia lakukan, sampai-sampai ia dipandang oleh semua anak-anak kelas.Semua dugaan dan ketakutan icha sirna setelah dilihatnya setangkai mawar putih dan boneka teddy bear serta sepucuk surat kecil yang terletak di meja icha. alis kanannya terangkat dan dahinya mengernyit. ketakutannya hilang memang, tetapi sekarang berganti,,icha menjadi penasaran. Diambilnya boneka dan mawar putih tersebut.

"punya siapa sih nih?"

"punya lo lah cha, dari fans tuh..ciee" ejek tiara yang semenjak tadi menunggu kedatangan icha dengan maksud menanyakan dari siapa hadiah itu.

"punya gue? dari siapa?"

"ngga tau deh, justru gue mau nanya lo" tiara menggeleng dan mengangkat bahunya.

Tidak lama kemudian, the orion's muncul duduk di bangku mereka masing-masing. Putra menatap icha dalam-dalam lalu tersenyum. Icha bergidik dan jelas merasa risih, sekarang bertambah lagi anggota the orion's yg bersikap aneh padanya.
Icha mengalihkan pandangannya, kini pikirannya kosong..melayang jauh, ia ingin menebak apa yg terjadi tetapi tidak berani, karena takut ia akan menyesal nantinya. di masukkannya boneka dan mawar putih tersebut ke dalam tasnya.

selama pelajaran berlangsung, icha ngga tenang..seperti ada yg memperhatikannya. Ia melihat bangku di pojok kanan belakang tempat the orion's duduk. Nathan memperhatikannya lagi, tapi kali ini..icha merasa tatapannya berbeda dari sebelumnya, tatapan nathan kali ini lebih dingin dari biasanya. Hal itu membuat icha tambah tegang, risih bahkan panik. Setelah beberapa lama merasa merinding karena di perhatikan oleh nathan, akhirnya bel pulang berbunyi. Icha membereskan barang-barangnya dan beranjak keluar dari kelas. Putra mengikuti langkah icha, menarik tangannya lagi dan berdiri di hadapannya. icha terkejut,dan ngga tau harus berbuat apa.

"gimana cha, suka sm teddy bear dan mawar putihnya?" ujar putra sambil menggenggam tangannya.

"ooh jadi itu dari lo? maksud lo apa hah? lepasin tangan gue!" Icha berontak dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman putra.

"iya dari gue, lo ga suka ya cha?"

"IYA ! GUE GA SUKA ! SEKARANG LEPASIN GUE !"

"terus lo sukanya apa dong?"

"bukan urusan lo !" ujar icha kesal.
saking kesalnya icha menginjak kaki putra dan membuat tangannya terlepas dari genggamannya.

"aduh ! galak banget sih lo !" kata putra yang merintih kesakitan dan memegangi kakinya.

"bodo! jangan penah pikir kalo gue sama kaya cewe lain." Icha kesal dan pergi meninggalkan putra yang merintih kesakitan.

"gila, galak bener tuh cewek..singa aje kalah..kaga sanggup ah gue." gumamnya yang masih merintih karena kakinya sakit.

Icha itu sebenarnya gak bermaksud marah, tapi ia ngga tahan sama sikapnya putra yang tiba-tiba megang tangannya sembarangan. Icha berjalan di koridor sekolah, suasananya sepi karena siswa yg lain mungkin sudah pulang. Saat berjalan di samping lapangan basket, icha melirik sedikit dan matanya terhenti pada sosok yang di kenalnya, Nathan ! nathan sadar jika icha memperhatikannya, ia tersenyum mengambil tas lalu menghampiri icha yang berdiri di pinggir lapangan.

"mau balik cha?"

"i..iya.." jawab icha gugup.

"hahaha..gak usah gugup gitu kali cha, mau ke panti ya?"

icha tersentak, tau darimana dia kalau ia mau pergi ke panti untuk menemui anak-anak panti?

"kok...lo tau?" tanyanya penasaran.

"hahaha, tau lah.." jawab nathan santai sambil tersenyum.

"tau darimana?" icha bertanya lagi.

"dari anak-anak kelas."

"ooh..."

*mungkin ini waktu yang tepat buat kenal sama icha lebih dalam.* pikir nathan.

"mau gue anter cha? gue anterin deh."

"hah? eh..ga usah tan, takut ngerepotin. lagian lo capek pasti kan abis basket."

"hahaha..santai aja kalo cha, lagian bete juga gue, tadi ditinggal sama the orion's balik.ayolaah cha.." ujar nathan.

"umm..iya deh".

"serius cha?"

"iya"

"oke deh, yuk ke parkiran."

Mereka menuju mobil nathan di parkiran, mobil milik nathan mercedes benzQ dua pintu, berwarna hitam. Nathan membukakan pintu, dan icha masuk ke dalam mobil itu..begitu pun dengan nathan. Selama perjalanan, entah mengapa suasana menjadi tegang, sepi,sunyi. Sampai pada akhirnya, Nathan melirik icha dan tersenyum. Icha terkesima sejenak, dan merasa jika senyuman nathan kali ini berbeda. Icha merasa hangat, nyaman bertolak belakang banget dari tatapan nathan tadi siang. Baru kali ini icha melihat nathan tersenyum seperti itu. Icha merasa ada sedikit rasa nyaman dan hangat yang ia lihat dari sosok seorang nathan.

yap, part 3 done.
kritik,saran dan komentar yah..
semoga gak mengecewakan.. :)

0 komentar:

Posting Komentar

Kamis, 05 Mei 2011

Seputih Salju, Setinggi Bintang (PART 3)

Diposting oleh nonomiya mizumi di 15.13
yap..lanjut lagi yukk ceritanya.. semoga nggak mengecewakan yah.. :)

Happy reading girls !

Entah mengapa, Nathan merasa ada yang berbeda dari senyuman icha itu. Ia merasa hangat,nyaman,dan ia betul-betul bisa merasakan rasa tulus yang icha sampaikan melalui senyumnya. Ada apa sebenarnya? sudah lama nathan tidak merasakan kehangatan dan nyaman seperti yang terpancar dari diri Alyssa.


####
Pagi-pagi buta, the orion's udah nangkring aja di DPR sekolah tempat biasa mereka mangkal, mereka sedang asyik membicarakan Alyssa dan peristiwa tempo hari di panti. Seperti biasa,di sekitar mereka cewek-cewek sibuk mencari perhatian the orion's, ada yang sok sok'an senyum manis, ada yg melambaikan tangan dan saat berjalan tepat di depan the orion's mengedipkan matanya, bahkan ada yg cara jalannya sok-sok'an di mirip-miripin sama miss universe. Ih, nih cewek cacingan apa ya? pikir vano. bagaimana tidak? Tingkah mereka yg berlebihan itu malah bikin the orion's risih, gaya mereka bukannya anggun tapi malah seperti cacing kepanasan. Vano,putra,dan steve saling berbisik dan menertawakan tingkah laku cewek-cewek tadi. Ketika sedang tertawa, bola mata putra terfokus pada salah satu sahabatnya yang entah mengapa pagi ini tiba-tiba berubah jadi diam. Vano,Putra,Steve,dan Nathan pun saling pandang.

"woy ! lo kenapa tan?" ujar putra sambil menepuk bahu nathan, yang otomatis membuatnya terkejut.

Nathan hanya mengernyitkan dahinya, ia masih belum sepenuhnya sadar dari lamunannya. Ia masih memikirkan sesuatu, ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Entah apapun itu, yang jelas hal itu cukup hebat sampai membuatnya termenung seperti itu.

"lah..bocah bocah, gue tanya kok diem aja?" lanjut putra.

"gpp gue" jawabnya singkat.

"sob, lo kalo ada masalah cerita lah sama kita. siapa tau kita bisa bantu." jelas vano sambil merangkul sohib terdekatnya itu.

"hahaha..iya, gampang itu. gue pasti cerita kok."

*apa yang harus gue ceritain ke kalian, gue aja gak tau sebenernya hal apa yg bikin gue jadi bengong gini.*lanjutnya dalam hati.
Nathan benar-benar bingung, ia tidak tau apa yang terjadi pada dirinya, ia sama sekali tidak mempunyai petunjuk mengenai permasalahan yg sedang terjadi pada dirinya. satu-satunya yang terlintas di pikirannya saat ini hanyalah Alyssa. Itu pun belum jelas baginya, kenapa alyssa ada di pikirannya? tidak akan mungkin jika ia memiliki perasaan padanya, terlalu cepat. Lagipula ia belum mengenal lebih dalam sosok Alyssa, dan nathan bukan tipe orang yang gampang jatuh hati pada orang yang belum dikenalnya dalam-dalam.

"jadi gimana nih..masalah taruhan kita?" ujar steve.

"gimana apanya?" jawab putra.

"yaa..udah sejauh mana kalian usahanya buat dapetin hatinya icha?"

"Gue sih udah melakukan pergerakan secara rahasia sob ! haha.." ujar putra.

"Hah? maksud lo?" tanya vano, dahinya mengernyit.

"Ada deh..hahaha."

"Ah..payah lo ! pelit amat !" jawab Steve.

"Kalo gua kasih tau, namanya bukan pergerakan rahasia..bego !"

Mereka tertawa lepas bersama, begitupun dengan nathan. Sejenak ia ingin melepas pikirannya tentang icha dan kembali tertawa bersama ketiga temannya seperti biasa.
Baru saja Nathan melepaskan pikirannya dari icha, bayangan icha kembali menghantui pikirannya setelah putra menunjuk sosok perempuan yang sedang berjalan ke arah mereka, sosok itu adalah icha. Hari ini, icha membiarkan rambutnya yang panjang dan berwarna hitam itu terurai. Poninya, di buat menyamping ke kanan, dan ia mengenakan bandana yang di hias oleh pita kecil berwarna putih. Ia menggunakan jam tangan berwarna biru yang melingkar pada pergelangan tangan kirinya. Simple memang, tapi itu cukup membuat icha terlihat manis, ditambah lagi oleh wajahnya yang bisa dibilang "babyface". Icha menghampiri The Orion's yang tengah memandanginya dari jauh.

"Kalian itu apa-apaan sih? ngeliatin gue sampe segitunya, risih tau !" ujar icha sesampainya di depan mereka.

"Eh, cewek stress..siapa sih yg ngeliatin lo? pede bgt jadi cewek." tukas vano, yang seketika berdiri dan menghadapi icha.

"Apa lo bilang? stress? enak aja, lo tuh yang lebih stress! dasar cowok sinting !" Balas Icha yang semakin kesal.

"Sinting? Udah bosen hidup lo ya? Gue beri juga lo ah lama-lama" Seketika Vano mengepalkan jari-jari tangan kanannya, mungkin terlihat ingin memukul icha tapi ia malah mengacak-acak rambut icha.

"Ih..apa-apaan sih lo ! seenaknya aja ngacak-ngacak rambut orang!zzz" icha semakin kesal, dan ditatapnya mata vano dengan penuh amarah.

"udah-udah..pagi-pagi kok udah berantem sih?" ujar steve sambil melerai mereka, dan dengan sengaja menarik tangan icha dan menggenggamnya.

"kamu gpp kan cha? uuh..kasian, rambutnya jadi berantakan gini.." lanjutnya sambil mengelus rambut icha.

"haah?i..iya.. gpp..kok"
*kesurupan setan apaan sih nih si steve, tumben amat baik sm gue..aneh* pikirnya.

"umm..gue ke kelas dulu yah." lanjutnya, sambil melangkahkan kakinya meninggalkan the orion's.

"yaaah, cha..mau kemana?ah elo sih stef, kabur kan dia..niatnya mau pdkt gua..ah kampret !" ujar putra kesal.

"hahaha...bodo amat, derita lo itu mah."

"ah rese lo ! woy tan, diem aja lo..kenapa lagi sih?" tanya putra yang melirik sahabatnya itu.

"lo harus cerita ke gue sob, oke?" kata vano sambil merangkul erat sahabatnya lalu menepuk bahu kanannya.

sementara nathan hanya bisa diam dan merasa bingung akan dirinya yang semakin hari semakin merasa aneh setiap kali melihat icha.

"hehe, yang penting gue udah siapin sesuatu buat icha di kelas." ujar putra tiba-tiba, yang membuat vano,nathan dan steve menatapnya penasaran.

"hah? maksud lo?"

"hahaha..ada deh.." jawabnya, putra tersenyum dan membuat ketiga temannya itu saling pandang dan bertanya-tanya.apa maksud perkataannya?

####

Sesampainya di kelas, semua mata tertuju pada icha. Icha pun bingung, ada apa sebenarnya? icha terus berjalan sampai ke bangkunya, namun pandangan mereka tak lepas darinya. Icha terus-terusan memandangi sekitarnya, hatinya bertanya-tanya, apa yg telah ia lakukan, sampai-sampai ia dipandang oleh semua anak-anak kelas.Semua dugaan dan ketakutan icha sirna setelah dilihatnya setangkai mawar putih dan boneka teddy bear serta sepucuk surat kecil yang terletak di meja icha. alis kanannya terangkat dan dahinya mengernyit. ketakutannya hilang memang, tetapi sekarang berganti,,icha menjadi penasaran. Diambilnya boneka dan mawar putih tersebut.

"punya siapa sih nih?"

"punya lo lah cha, dari fans tuh..ciee" ejek tiara yang semenjak tadi menunggu kedatangan icha dengan maksud menanyakan dari siapa hadiah itu.

"punya gue? dari siapa?"

"ngga tau deh, justru gue mau nanya lo" tiara menggeleng dan mengangkat bahunya.

Tidak lama kemudian, the orion's muncul duduk di bangku mereka masing-masing. Putra menatap icha dalam-dalam lalu tersenyum. Icha bergidik dan jelas merasa risih, sekarang bertambah lagi anggota the orion's yg bersikap aneh padanya.
Icha mengalihkan pandangannya, kini pikirannya kosong..melayang jauh, ia ingin menebak apa yg terjadi tetapi tidak berani, karena takut ia akan menyesal nantinya. di masukkannya boneka dan mawar putih tersebut ke dalam tasnya.

selama pelajaran berlangsung, icha ngga tenang..seperti ada yg memperhatikannya. Ia melihat bangku di pojok kanan belakang tempat the orion's duduk. Nathan memperhatikannya lagi, tapi kali ini..icha merasa tatapannya berbeda dari sebelumnya, tatapan nathan kali ini lebih dingin dari biasanya. Hal itu membuat icha tambah tegang, risih bahkan panik. Setelah beberapa lama merasa merinding karena di perhatikan oleh nathan, akhirnya bel pulang berbunyi. Icha membereskan barang-barangnya dan beranjak keluar dari kelas. Putra mengikuti langkah icha, menarik tangannya lagi dan berdiri di hadapannya. icha terkejut,dan ngga tau harus berbuat apa.

"gimana cha, suka sm teddy bear dan mawar putihnya?" ujar putra sambil menggenggam tangannya.

"ooh jadi itu dari lo? maksud lo apa hah? lepasin tangan gue!" Icha berontak dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman putra.

"iya dari gue, lo ga suka ya cha?"

"IYA ! GUE GA SUKA ! SEKARANG LEPASIN GUE !"

"terus lo sukanya apa dong?"

"bukan urusan lo !" ujar icha kesal.
saking kesalnya icha menginjak kaki putra dan membuat tangannya terlepas dari genggamannya.

"aduh ! galak banget sih lo !" kata putra yang merintih kesakitan dan memegangi kakinya.

"bodo! jangan penah pikir kalo gue sama kaya cewe lain." Icha kesal dan pergi meninggalkan putra yang merintih kesakitan.

"gila, galak bener tuh cewek..singa aje kalah..kaga sanggup ah gue." gumamnya yang masih merintih karena kakinya sakit.

Icha itu sebenarnya gak bermaksud marah, tapi ia ngga tahan sama sikapnya putra yang tiba-tiba megang tangannya sembarangan. Icha berjalan di koridor sekolah, suasananya sepi karena siswa yg lain mungkin sudah pulang. Saat berjalan di samping lapangan basket, icha melirik sedikit dan matanya terhenti pada sosok yang di kenalnya, Nathan ! nathan sadar jika icha memperhatikannya, ia tersenyum mengambil tas lalu menghampiri icha yang berdiri di pinggir lapangan.

"mau balik cha?"

"i..iya.." jawab icha gugup.

"hahaha..gak usah gugup gitu kali cha, mau ke panti ya?"

icha tersentak, tau darimana dia kalau ia mau pergi ke panti untuk menemui anak-anak panti?

"kok...lo tau?" tanyanya penasaran.

"hahaha, tau lah.." jawab nathan santai sambil tersenyum.

"tau darimana?" icha bertanya lagi.

"dari anak-anak kelas."

"ooh..."

*mungkin ini waktu yang tepat buat kenal sama icha lebih dalam.* pikir nathan.

"mau gue anter cha? gue anterin deh."

"hah? eh..ga usah tan, takut ngerepotin. lagian lo capek pasti kan abis basket."

"hahaha..santai aja kalo cha, lagian bete juga gue, tadi ditinggal sama the orion's balik.ayolaah cha.." ujar nathan.

"umm..iya deh".

"serius cha?"

"iya"

"oke deh, yuk ke parkiran."

Mereka menuju mobil nathan di parkiran, mobil milik nathan mercedes benzQ dua pintu, berwarna hitam. Nathan membukakan pintu, dan icha masuk ke dalam mobil itu..begitu pun dengan nathan. Selama perjalanan, entah mengapa suasana menjadi tegang, sepi,sunyi. Sampai pada akhirnya, Nathan melirik icha dan tersenyum. Icha terkesima sejenak, dan merasa jika senyuman nathan kali ini berbeda. Icha merasa hangat, nyaman bertolak belakang banget dari tatapan nathan tadi siang. Baru kali ini icha melihat nathan tersenyum seperti itu. Icha merasa ada sedikit rasa nyaman dan hangat yang ia lihat dari sosok seorang nathan.

yap, part 3 done.
kritik,saran dan komentar yah..
semoga gak mengecewakan.. :)

0 komentar on "Seputih Salju, Setinggi Bintang (PART 3)"

Posting Komentar

i've been in this world as long as..

Lilypie Kids Birthday tickers
 

My Memories Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting